Apa yang terjadi ketika Guardiola meninggalkan Camp Nou 2012 lalu?
Barcelona menjadi sebuah tim dengan visi satu dimensi, terlalu mudah
diprediksi, sama persis seperti Bayern dalam beberapa pekan terakhir.

Seharusnya hal seperti ini tidak terjadi. Setelah mengambil alih tim
pemenang tiga gelar hasil kreasi Jupp Heynckes, level yang lebih baik
jadi bidikan manajemen Bayern. Sayangnya, sang pelatih yang didatangkan
malah menciptakan kemunduran.
CV gemilang Guardiola lalu dipertanyakan. Untuk kali kesekian, peran La Masia naik ke permukaan sebagai salah satu alasan kuat kesuksesan di Camp Nou seperti halnya ketergantungan Barca terhadap Lionel Messi. Pengkritik sekarang bisa berlindung di balik satu prinsip, 'pemain terbaik sepanjang masa selalu ada di sana untuk melindungi Barca'.
Kelemahan Guardiola lainnya saat berada di Barcelona adalah kegagalannya mengidentifikasi kelemahan di lini belakang. (Dmytro Chgrynskiy, masih ada yang ingat?)
Lebih mengkhawatirkan lagi, selama satu tahun 'bertapa', skema Guardiola tidak meningkat, sang pelatih gagal mengembangkan skema, evolusi strategi tidak terjadi. Kegagalan dan kelemahan sama tetap ada. Sepanjang musim begitu nyata terlihat Bayern rapuh di sektor tengah pertahanan, selama itu pula garis pertahanan tim begitu tinggi. Carlo Ancelotti cermat melihat kelemahan ini dan akhirnya Real Madrid dengan brutal mempermalukan fans Bayern di dua leg pertadingan, padahal 12 bulan sebelumnya fans yang sama tahu persis bagaimana cara tim mereka menghancurkan Barcelona.
CV gemilang Guardiola lalu dipertanyakan. Untuk kali kesekian, peran La Masia naik ke permukaan sebagai salah satu alasan kuat kesuksesan di Camp Nou seperti halnya ketergantungan Barca terhadap Lionel Messi. Pengkritik sekarang bisa berlindung di balik satu prinsip, 'pemain terbaik sepanjang masa selalu ada di sana untuk melindungi Barca'.
Kelemahan Guardiola lainnya saat berada di Barcelona adalah kegagalannya mengidentifikasi kelemahan di lini belakang. (Dmytro Chgrynskiy, masih ada yang ingat?)
Lebih mengkhawatirkan lagi, selama satu tahun 'bertapa', skema Guardiola tidak meningkat, sang pelatih gagal mengembangkan skema, evolusi strategi tidak terjadi. Kegagalan dan kelemahan sama tetap ada. Sepanjang musim begitu nyata terlihat Bayern rapuh di sektor tengah pertahanan, selama itu pula garis pertahanan tim begitu tinggi. Carlo Ancelotti cermat melihat kelemahan ini dan akhirnya Real Madrid dengan brutal mempermalukan fans Bayern di dua leg pertadingan, padahal 12 bulan sebelumnya fans yang sama tahu persis bagaimana cara tim mereka menghancurkan Barcelona.
Sebelum duel melawan Madrid, harian Abendzeitung menuliskan
"Kalian Raja!" untuk menyuntikkan moral para penggawa Bayern. Fans
berduyun-duyun membanjiri Allianz Arena untuk melihat sang raja
memenangkan pertempuran, sayangnya mereka pulang dengan rasa malu dan
Guardiola pantas disalahkan.
Setelah mengklaim gelar Bundesliga dengan waktu tercepat sepanjang
sejarah kompetisi, tugas Bayern adalah meladeni Borussia Dortmund di
final DFB-Pokal. Pertandingan ini bisa dijadikan kesempatan bagi
Guardiola untuk mencatat gelar ganda di msuim perdana. Sayangnya,
seperti yang dipublikasikan Die Welt, "Hanya Liga Champions masuk hitungan."
Guardiola telah mengambil salah satu skuat paling kuat yang pernah ada di Eropa namun Bayern bukan hanya gagal mempertahankan gelar juara tetapi mereka kehilangan status istimewa tersebut dengan cara spektakuler memalukan.
Guardiola telah mengambil salah satu skuat paling kuat yang pernah ada di Eropa namun Bayern bukan hanya gagal mempertahankan gelar juara tetapi mereka kehilangan status istimewa tersebut dengan cara spektakuler memalukan.