Kelebihan dan Kekurangan Presentasi




Hai-hai-hai sahabat maya semuanya! Sudah belajar apakah kalian hari ini? Sudah mandi belum? Sudah makan belum? Hehe.. O ya kawan, saya baru saja presentasi untuk salah satu mata kuliah nihh. Nah, di pikiran saya sedikit (mengganjal) sesuatu yang ingin saya share-kan. Apa itu? Yakni tentang strategi pembelajaran presentasi. (Mentang-mentang baru presentasi saja). Sahabat semua tahu tidak tentang apa itu presentasi? Apa saja sih sebenarnya keuntungan dan kelemahannya dalam pembelajaran? Kalau kalian belum ataupun sudah tahu dan ingin (harus) mempelajari lebih lanjut, mari ikuti terus postingan saya. Yuuk..
Presentasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang terdapat penyaji yang menyampaikan materi di depan kepada audience menggunakan media tertentu. Media yang biasa digunakan antara lain LCD, poster, peta, dan lain-lain.
Dalam strategi presentasi, peserta didik umumnya memegang sebuah handout dari penyaji yang berisi materi yang disampaikan. Pihak penyaji akan menampilkan poin-poin materi melalui media yang digunakannya. Sedang untuk setting tempat bisa disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Apakah dengan penyaji di depan, tengah, ataupun yang lainnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan pada media ini, kita akan bahas berikut.
Kelebihan:
-      Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu kali presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah memperhatikan.
-      Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru yang mempresentasikan materi bisa mengguakannya untuk di kelas lain.
-      Lebih menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.
-      Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi si peserta didik kepada teman-temannya sehinngga siswa aktif, juga dapat merangsang diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.
Kelemahan:
-      Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik mampu dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu, tidak semua peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi disampaikan.
-      Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa sangat membosankan.
-      Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara lebih untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dalam strategi presentasi ini, hendaknya pendidik dapat mengarahkan bagaimana yang terbaik untuk peserta didiknya. Tidak ada media yang cocok untuk segala macam pembelajaran.
Nah sekarang bagaimana sahabat? Sudah ada gambaran begaimana kelebihan dan kekurangan presentasi bukan? OK, sekarang kita bersambung dulu sampai di sini. Lain waktu bila ada umur panjang kita lanjut lagi postingnya.
Terima kasih pastisipasi pembaca semuanya. Salam! (Burhan)

Related Posts:

Perjalanan Kurikulum di Indonesia


        Assalamualaikum. Bagaimana kabar sahabat maya sekalian? Semoga senantiasa dalam kesehatan dan kebahagiaan. Amin. Pada kesempatan lalu, kita sudah bahas mengenai pengertian kurikulum. Nah tentunya kalian sudah maksud apa itu kurikulum, kalau belum silakan dibaca lagi postingannya.
        Baik untuk mempersingkat acara langsung saja kita mulai bahasan kita kali ini, yaitu tentang perjalanan kurikulum di Indonesia. Tahukah kalian? Sejak Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia itu mengalami banyak sekali perubahan. Ini tidak lain tidak bukan ialah demi membuat sistem pendidikan di Indonesia ini semakin membaik. Seiring bejalannya waktu, terjadi perubahan-perubahan kondisi serta faktor-faktor lain yang mengharuskan kurikulum di negeri ini diperbaharui. Namun apakah sudah efektif efisien kah perubahan kurikulum tersebut? tapi bukan itu yang akan kita bahas, mungkin lain waktu lagi.
        Awal kelahiran kurikulum di Indonesia yaitu pada tahun 1947. Kala itu pemerintah Belanda dan Jepang masih menunjukkan campur tangannya di Indonesia. Dari itu pulalah maka kurikulum kita waktu itu sangat kental akan sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Nama kurikulum waktu itu pun masih disebut Rentjana Pelajaran 1947.
        Kemudian roda waktu pun terus berputar hingga tahun 1952. Keadaan sudah mulai berubah dari awal kelahiran kurikulum. Saat itu kurikulum di Indonesia sudah mulai mengarah pada sistem pendidikan nasional. Perubahan tersebut berdampak pula pada nama kurikulum itu sendiri, Rentjana pelajaran Terurai 1952 begitu gagah di telinga pendidikan.
        Memasuki tahun 1964 terjadi perbaruan kurikulum kembali. Kala itu yang menjadi ciri kurikulum adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik yang dipusatkan pada program Pancawardana. Begitu pun tahun 1968 terjadi lagi perbaruan atas kurikulum di Indonesia.
        Lalu tahun 2004 lahirlah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK tersebut meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas, dan pengelolaan berbasis sekolah. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 2006 kurikulum berganti lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pilihan pada KTSP ini dilandasi oleh kenyataan bahwa lulusan pendidikan dalam kenyataannya tidak menguasai kompetensi dasar yang seharusnya mereka kuasai.
        Itulah para pembaca yang budiman, kisah perjalanan kurikulum di Indonesia dari awal hinngga saat ini. Begitu banyak perubahan-perubahan. Entah karena sudah tidak layak lagi atau entah karena kita hanya melihat pada kurikulum di barat yang sebenarnya tidak cocok untuk Indonesia sebagai bangsa timur. Lalu bagaimanakah kurikulum yang akan datang? Mungkin akan tetap berpanutan pada bangsa barat dan akhirnya ganti lagi ganti lagi.
        OK. Sahabat naya sekalian, tidak terasa waktu begitu cepat berputar. Dan akhirnya saya harus undur diri. Dan mungkin lain waktu kita lanjutkan kembali bahasan kita. Akhir kata wassalamualaikum. (Burhan)

Related Posts:

Guru, digugu lan ditiru?




        Hallo apakabar pembaca setia yang budiman? Akhirnya kita bisa bertatap layar kembali pada hari ini. Hari ini kita sehat semua bukan? Hari ini kita dalam keadaan senang seperti yang biasanya bukan? Tentunya ya, karena kita senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayahNya sampai detik ini.
        Sahabat maya sekalaian, apa profesi kalian semua? Apa cita-cita kalian semua? Apakah seorang guru? Apakah ingin menjadi guru kah? Pernahkah kalian mendengar ungkapan begini, guru itu digugu lan ditiru. Tahu artinya tidak? Artinya ialah guru itu sebagai panutan dan sebagai contoh. Bagi siapa? Bagi murid-muridnya tentunya.
        Nah sekarang saya ingin tanya (lagi), pernahkah kalian atau teman kalian dimarahi oleh guru sewaktu sekolah karena tidak sesuai dengan yang guru itu perintahkan? Karena tidur sewaktu guru menerangkan bertele-tele? Karena asyik menggambar sendiri sewaktu guru ceramah berbusa-busa di depan kelas? Semua itu merupakan gambaran proses kegiatan belajar mengajar yang mungkin sering kita temui. Namun apakah sepantasnya guru tersebut marah kepada siswa?
        Telah lama para pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik guna memperbaiki sistem pendidikan nasional. Salah satunya ialah melihat potensi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan salah satu komponen yang mendukung dalam pembelajaran. Fungsi guru sendiri ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Sedangkan secara tegas tercantum dalam RPP Guru pasal 4 ayat (2) mengenai kompetensi guru yaitu kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan personal. Pada pasal 4 ayat (4) dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau  landasan pendidikan (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4) perancangan pembelajaran dan lainnya.
        Pembaca yang budiman, sering kali justru banyak guru terlena dengan ungkapan digugu lan ditiru. Mereka menganggap bahwa siswa merupakan botol kosong yang harus diisi wawasan oleh gurunya. Padahal setiap siswa mempunyai pengalaman sendiri-sendiri yang merupakan modal wawasan. Akhirnya para guru pun lupa akan fungsi dan kompetensinya terhadap siswa. Mereka anggap bahwa guru lah satu-satunya panutan, sumber belajar. Sehingga bila ada murid yang mungkin sikapnya tidak sesuai dengan yang guru inginkan guru tersebut tidak terima.
        Lantas bagaimana dengan siswa tidur di kelas? Asyik menggambar sendiri saat pelajaran? Kita tinjau lagi kompetensi guru bagian perancangan pembelajaran. Jangan-jangan  guru tersebut menyampaikan pelajaran dengan metode yang membosankan. Jangan-jangan guru tersebut tidak memahami pemahaman wawasan peserta didik. Atau jangan-jangan guru tersebut tidak dapat meyalurkan kemampuan peserta didiknya dengan baik. Inilah sebenarnya yang kita perlu koreksi. Sejauh mana sih kualitas guru-guru kita? Apakah mereka benar-benar layak memfasilitasi siswa sebagai guru? Dapatkah mereka menyampaikan pembelajaran dengan cara inovatif sehingga tidak ada kebosanan di sisi murid?
        Sahabat maya sekalian, sebenarnya saya hanya berharap guru yang sebagai fasilitator benar-benar berkompetensi dan sesuai dengan ungkapan digugu lan ditiru. Karena guru sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM bangsa dan akhirnya kemajuan bangsa. Dan semoga pendidikan di Indonesia semakin membaik. Akhir kata saya ucapkan selamat belajar untuk pembaca sekalian. Dari saya cukup sekian. Wassalam. (Burhan)

Related Posts:

Pengertian dan Kategori Media Pembelajaran


Hallo sahabat maya semuanya. Bagaimana kabar kalian hari ini? Tetap semangat pastinya. Baik, pada pertemuan kali ini yang akan kita bahas yaitu tentang media pembelajaran. Nantinya sahabat semuanya akan kami suguhkan apa itu pengertian media pembelajaran dan juga mengenai yang termasuk kategori utama dalam media pembelajaran.
        Pembaca yang budiman, pernahkan sahabat semuanya memiliki mainan robot-robotan, boneka, atau mobil-mobilan waktu kecil? Pernahkah kalian memiliki buku paket sewaktu di sekolah? Pernahkah sahabat semuanya menonton acara televisi? Dan masih banyak lagi pernahkah yang lain. Saya yakin, semua yang saya tanyakan tadi pasti jawabannya, ya. Karena itu hanya saya gunakan sebagai retorika saya saja utuk pembaca semuanya. Akan tetapi, pembaca yang budiman tidak perlu marah kepada saya. Karena itu semualah salah satu yang akan kita bahas di sini.
        Sahabat semuanya, tahukah kalian asal dari kata ‘media’? Media berasal dari bahasa latin medium, yang maknanya ialah perantara atau pengantar. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai pengantar pesan atau informasi. Tujuan dari media itu sendiri ialah memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran.
        Terdapat enam kategori utama dalam media pembelajaran. Yaitu media teks, audio, visual, video, manipulasi, dan media berupa orang.
Media teks merupakan segala bentuk yang berupa teks untuk pembelajaran. Misal buku, modul dan lain-lain.


Media audio merupakan sesuatu yang dapat kita dengar untuk pembelajaran. Dalam hai ini misal musik, suara orang, radio, dan lain-lain.


Media visual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gambar untuk pembelajaran. Misal poster, kartun, karikatur, diagram, peta, dan lain-lain.


Media video merupakan media pembelajaran yang berupa gambar bergerak.


Media manipulasi merupakan media pembelajaran yang berupa tiga dimensi dan dapat disentuh. Misal alat peraga, mobil-mobilan dan lain-lain.


Media keenam berupa orang. Misal guru, dosen, teman, dan lain-lain.


        Itulah tadi keenam media utama yang sering kita jumpai dalam kegiatan pembelajaran. Dan tentunya sahabat maya sekalian masih dapat menyebutkan banyak lagi contohnya.
        Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Maka dari itu peran pendidik dalam memilih dan memilah media untuk peserta didiknya dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.
        Sekarang pembaca yang budiman sudah paham tentang pengertian serta kategori utama media bukan? Berarti pada kesempatan yang akan datang kita bisa melanjutkan bahasan kita ke topik yang lain.
        Selamat belajar sepanjang hayat untuk sahabat maya semuanya, dan sampai ketemu lagi! (Burhan)

Related Posts:

Pengertian Kurikulum




Pembaca yang budiman, pernahkah kita mendengar kata kurikulum? Sebenarnya apa definisi kurikulum itu? Bagaimanakah sejarah kurikulum di Indonesia? Lantas bagaimana pula perkembangannya sekarang? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terbersit di pikiran kita setelah mendengar kata kurikulum. Atau bahkan masih banyak lagi pertanyaan lain yang ingin kita ketahui seputar kurikulum.
        Pertama, anda tidak perlu cemas akan semua yang ingin anda ketahui perihal pertanyaan tadi. Karena apa? Karena pada postingan kali ini akan kita bahas tentang pengertian kurikulum dan perjalanannya di Indonesia. Kedua, saya ucapkan selamat kepada anda yang telah menemukan posting ini, karena ini akan sangat bermanfaat bagi anda.
        Baiklah para sahabat maya sekalian, kita mulai dengan pengertian kurikulum. Kurikulum berasal dari bahasa latin currere yang artinya yaitu lapangan perlombaan lari. Dari pengertian tersebut kita dapat mengambil hikmah yang kita tautkan dengan pendidikan. Bahwa suatu bahan ajar itu sudah ditentukan dimana mulainya dan jelas tujuannya serta dengan cara pengajaran yang pasti.
       
Dahulu kala, kurikulum pernah diartikan sebagai “Rencana Pelajaran”. Dalam perkembangannya, kurikulum itu tidak hanya membahas seputar proses pengajaran saja, melainkan meluas hingga masalah pendidikan. Maka dari itu, kurikulum tidak cocok lagi disebut sebagai rencana pelajaran.
Kemudian seiring perkembangan masyarakat dan teknologi, kurikulum meluas lagi hingga menembus batasan waktu dan ruang. Artinya bahwa, kurikulum itu tidak hanya membahas pada waktu sekarang, tapi juga yang akan datang. Juga tidak hanya memuat bahan ajar di lingkup lokal saja, melainkan hingga nasional atau bahkan global.
        Kalau kita tinjau dari beberapa ahli di bidang ini, kita akan mendapatkan beberapa definisi mengenai kurikulum itu sendiri. Tapi di sini saya akan menuliskan yang sekiranya cukup saja.
Pertama, menurut William B. Ragan, kurikulum ialah semua pengalaman anak yang menjadi tanggungjawab sekolah.
        Kedua, menurut David Praff, kurikulum ialah seperangkat organisasi formal atau pusat-pusat latihan.
        Ketiga, menurut Saylor, kurikulum ialah keseluruhan usaha sekolah utuk mempengaruhi proses belajar mengajar baik langsung di kelas, tempat bermain, atau di luar sekolah.
        Itulah tadi pengertian menurut beberapa ahli. Lalu adakah dalam undang-undang di Indonesia sendiri yang menjelaskan kurikulum? Jawabnya sudah barang tentu ada. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Nah pembaca setia yang budiman, itulah tadi beberapa mengenai pengertian kurikulum. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kurikulum itu mencakup seperangkat rencana, peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, pengaturan cara yang digunakan dan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar, baik itu di dalam kelas maupun luar kelas.
Yup sahabat maya sekalian, sebenarnya masih banyak yang ingin saya utarakan mengenai kurikulum kepada anda semua. Akan tetapi, waktu serta segala keterbatasan yang ada belum mengijinkan untuk itu semua. Dan semoga di postingan yang akan datang bisa kita bahas lagi, utamanya tentang kisah perjalanan kurikulum di Indonesia.
OK. Tetap semangat dan salam pendidikan! ^^(Burhan)

Related Posts:

iklan

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]


Sample 2 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput).